Kamis, Juni 18, 2009

Daftar isi

Prakata

Kata Pengantar

Tinjauan

Indonesia tahun 2007

Pengurangan Kemiskinan dan Pencapaian MDG

Lingkungan yang Berkelanjutan

Tata Kelola Pemerintahan yang Demokratis

Pencegahan dan Pemulihan Krisis

Pemulihan Aceh dan Sumatera Utara

Sukarelawan Persatuan Bangsa-Bangsa

Tinjauan Keuangan 2007

Tinjauan Proyek

Singkatan dan Istilah

PerempuaTinjauan

UNDP Indonesia berupaya untuk memajukan

pembangunan manusia, memberantas kemiskinan dan

ketidaksetaraan, mengkonsolidasi tata kelola

pemerintahan yang demokratis di tingkat nasional

maupun daerah, membantu upaya pencegahan dan

pemulihan krisis, serta mempromosikan pembangunan

lingkungan yang berkelanjutan.

Program UNDP di Indonesia terbagi menjadi 5

bidang: i) Pengurangan Kemiskinan dan Pencapaian

MDG; ii) Tata Kelola Pemerintahan yang Demokratis, iii)

Lingkungan yang Berkelanjutan; iv) Pencegahan dan

Pemulihan Krisis; dan v) Pemulihan Aceh dan Sumatera

Utara. Pada tahun 2007, UNDP Indonesia melaksanakan

37 proyek yang mencakup 28 provinsi dengan total

biaya 83,3 juta Dolar AS.

Selama tahun 2007, UNDP membantu pencapaian

prestasi-prestasi penting dalam upaya mempromosikan

pembangunan manusia di Indonesia. Dengan berfokus

pada kepemilikan nasional, peningkatan kapasitas serta

pengarusutamaan gender di semua program, beberapa

prestasi penting tersebut diuraikan di bawah ini.

UNDP membantu memperkuat kapasitas nasional

dalam melaksanakan perjanjian-perjanjian global terkait

lingkungan hidup melalui perumusan Rencana Aksi

Nasional tentang Perubahan Iklim yang memungkinkan

mandat dunia terhadap perubahan iklim dipadukan

secara lebih baik ke dalam proses perencanaan di

tingkat nasional maupun daerah. Rencana Aksi ini

disampaikan dalam sebuah acara paralel yang diadakan

oleh UNDP selama Konferensi Bali mengenai Perubahan

Iklim pada tahun 2007.

UNDP juga membantu meningkatkan kapasitas

Pemerintah dan masyarakat dalam kesiapan mereka

menghadapi dan mengurangi resiko bencana dengan

memberikan bantuan dalam menyusun RUU

Penanggulangan Bencana yang telah disahkan oleh

Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan Maret 2007. RUU

ini merupakan komitmen politik resmi Indonesia dalam

memasukkan upaya pengurangan resiko bencanadalam praktek-praktek pembangunan dan tata

pemerintahan.

Pada tahun 2007, dengan bantuan Pemerintah

Belanda, Norwegia dan Swedia, UNDP meluncurkan

program senilai 10 juta Dolar AS untuk Indonesia guna

memajukan akses terhadap keadilan bagi penduduk

miskin di Indonesia. Program Pemberdayaan dan

Bantuan Hukum bagi Kalangan yang Kurang Beruntung

(Legal Empowerment and Assistance for the

Disadvantaged, atau LEAD) secara bersamaan berupaya

memperkuat bangsa dan akuntabilitas di sektor

keadilan, dan kapasitas masyarakat untuk memantau

dan mengadvokasi hak-hak kaum yang rentan dan

marjinal.

UNDP juga terus menyediakan bantuan untuk

provinsi Aceh, dengan membantu transisinya secara

berkala dari fokus terhadap pemulihan dan rekonstruksi

menuju agenda pembangunan yang lebih luas, dengan

menekankan aspek penguatan lembaga pemerintah.

UNDP juga telah meluncurkan inisiatif baru pada tahun

2007, dengan bantuan Uni Eropa, untuk membantu

meningkatkan kesadaran hukum, memperkuat

penyelesaian perselisihan di tingkat masyarakat, serta

meningkatkan kapasitas aparat hukum formal dalam

menegakkan keadilan bagi penduduk miskin dan kaum

marjinal di Aceh.

UNDP, sebagai bagian dari Country Team PBB, juga

telah terus memantau kemajuan Indonesia dalam

mencapai MDG. Hal ini terlihat dari diterbitkannya

laporan pemantauan MDG pada tahun 2007 oleh

Pemerintah Indonesia, dengan dukungan PBB, yang

menilai prestasi MDG di tingkat nasional maupun lintas

provinsi.

Pada tahun 2007, UNDP juga berupaya

meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan mitramitranya

di Indonesia sesuai Deklarasi Roma dan Paris

tentang Harmonisasi dan Efektivitas Bantuan. Beberapa

kegiatan yang diuraikan dalam laporan ini merupakan

hasil dari kerjasama kemitraan antara UNDP dengan

mitra-mitra internasional, bilateral maupun nasionalnya.n

Prakata

Dengan diterbitkannya Laporan Tahunan 2007 UNDP Indonesia ini, Pemerintah Indonesia berkesempatan

untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada UNDP atas keberadaannya yang penting

di negeri ini. UNDP merupakan mitra strategis dari Pemerintah dan masyarakat Indonesia serta sektor

swasta dalam upaya-upaya kami untuk mempromosikan pembangunan manusia.

Bantuan UNDP selama tahun 2007 merupakan kunci dari upaya-upaya kami untuk konsolidasi lembaga

dan proses demokratis, sesuai perjanjian lingkungan global, memperkuat kapasitas kami untuk mencegah

dan mengurangi bencana, dan membantu provinsi Aceh bangkit dari bencana menuju ke arah

pembangunan manusia yang berkelanjutan.

Petunjuk dan saran teknis UNDP, dikombinasikan dengan semangat kemitraan, komitmen terhadap

kepemilikan nasional serta kemampuan khusus untuk mengundang berbagai sektor dalam dialog,

sangatlah penting dalam pencapaian berbagai prestasi selama tahun 2007.

Pencapaian-pencapaian ini mencakup perumusan Rencana Aksi Nasional mengenai Perubahan Iklim

yang memungkinkan kita untuk mewujudkan mandat global mengenai perubahan iklim ke dalam proses

perencanaan lokal maupun nasional. UNDP juga memainkan peran yang penting dalam memfasilitasi

keahlian teknis dan masukan dari para pemangku kepentingan terhadap Rencana Undang-Undang (RUU)

Penanggulangan Bencana yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan Maret 2007.

RUU ini menegaskan komitmen kita untuk menggabungkan upaya mengurangi resiko bencana ke dalam

praktek-praktek pembangunan serta tata pemerintah. Dua program baru bantuan UNDP (yaitu

Pemberdayaan dan Bantuan Hukum untuk Masyarakat yang Kurang Beruntung dan Memperkuat Keadilan

demi Perdamaian dan Pembangunan di Aceh) juga merupakan kunci dari upaya kita untuk mereformasi

sistem keadilan dan mempermudah akses dan akuntabilitas terhadap penduduk miskin. Pada akhirnya,

UNDP, sebagai bagian dari upaya tim negara PBB, telah memainkan peran yang penting dalam meningkatkan

kapasitas kita untuk memantau komitmen MDG serta menilai kemajuan dan bidang-bidang yang perlu

ditingkatkan secara berkelanjutan. Untuk itu, penerbitan laporan pemantauan MDG 2007 merupakan hal

yang penting dalam proses tersebut.

Terima kasih atas bantuan UNDP, berbagai kemajuan penting telah tercapai di bidang-bidang ini pada

tahun 2007, membantu Indonesia keluar dari dampak hebat bencana alam dalam beberapa tahun

belakangan ini ke arah pembangunan manusia dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Paskah Suzetta

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS)Tahun 2007 ditandai dengan beberapa kejadian penting untuk Indonesia. Negeri ini telah berhasil

menaikkan peringkatnya hingga ke status negara dengan pendapatan menengah, karena keberhasilannya

dalam menaikkan pendapatan per kapita selama beberapa tahun terakhir ini. Pemerintah Indonesia telah

menjadi tuan rumah dalam Konferensi Perjanjian Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (United

Nations Framework Convention on Climate Change, atau UNFCCC) di Bali dan Dewan Perwakilan Rakyat RI

telah mengesahkan RUU penting mengenai penanggulangan bencana. Setelah mengarungi perjalanannya

menuju target tahun 2015, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan penting dalam mencapai keberhasilan

MDG, yaitu dengan menurunnya angka kematian pada anak dan bayi, perbaikan dalam mengatasi

ketidaksetaraan gender di bidang pendidikan, dan meningkatnya akses air minum yang aman serta

perbaikan sanitasi.

Selain pencapaian-pencapaian penting tersebut, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan

pembangunan dimana diperlukan upaya-upaya lebih untuk menurunkan angka kemiskinan, kasus-kasus

gizi buruk pada anak-anak dan angka kematian pada ibu melahirkan, serta menurunkan tingkat penyebaran

HIV/AIDS. Bahaya krisis bahan pangan yang dipicu oleh naiknya harga di tingkat internasional semakin

membuat upaya penurunan angka kemiskinan dan melindungi masyarakat yang rentan menjadi lebih

penting dari sebelumnya.

Sebagai mitra pemerintah Indonesia, UNDP tetap berkomitmen untuk mengkonsolidasikan prestasi

pembangunan yang telah dicapai dalam beberapa tahun belakangan ini, serta memberikan bantuan

strategis yang dibutuhkan Indonesia dalam menghadapi tantangan secara keseluruhan.

Kedepannya, UNDP akan terus membantu Pemerintah di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten,

serta masyarakat madani dan sektor swasta, dalam upaya mereka untuk mempromosikan pembangunan

manusia di Indonesia. Dengan berpegang teguh pada komitmennya untuk menggabungkan prinsipprinsip

kepemilikan nasional, peningkatan kapasitas serta kesetaraan gender antar segala bidang program,

prioritas UNDP untuk tahun 2008 mencakup upaya untuk memajukan agenda perubahan iklim Indonesia;

membantu provinsi Aceh dalam menyelesaikan proses transisinya menuju pembangunan yang

berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan yang baik; secara aktif berpartisipasi dalam membantu

koordinasi pemerintah yang terkait dengan bantuan donor untuk Papua, serta terus membantu upaya

konsolidasi demokrasi.

Saya akhiri dengan ucapan terima kasih kepada para mitra UNDP yang mana tanpa mereka, hasil-hasil

yang disebutkan dalam laporan ini tidak akan terwujud, dan yang telah menegaskan kembali keyakinannya

terhadap peran dan kinerja kami, dengan memberikan komitmen sebesar lebih dari 87 juta Dolar AS pada

tahun 2007 untuk program yang sedang berjalan maupun yang akan datang di Indonesia.

Kata Pengantar

El-Mostafa Benlamlih

Resident Coordinator PBB

Resident Representative UNDP Indonesia

1 Kontexs Ekonomi

Tahun 2007 dirayakan sebagai tahun dimana Indonesia

berhasil meningkatkan statusnya menjadi negara dengan

pendapatan menengah. Keberhasilan ini berkat

meningkatnya pendapatan per kapita pada beberapa

tahun belakangan ini. Walaupun pasar dunia berjalan

lambat, namun perekonomian Indonesia berjalan

dengan baik. Perekonomian naik 6.3%, angka

pertumbuhan tertinggi sejak krisis ekonomi yang terjadi

akhir tahun 1990an. Utang Indonesia terhadap rasio GDP

semakin berkurang, turun dibawah 35% pada akhir 2007

(dibandingkan dengan nilai 80% pada tahun 2000).

Devisa negara mencatat angka tertinggi yaitu lebih dari

50 Juta Dolar AS, sementara pasar saham Indonesia

merupakan salah satu dari tiga pasar saham terbaik di

dunia tahun 2007. Walaupun demikian, pada akhir 2007,

inflasi berada di tingkat teratas dari tingkat inflasi yang

ditargetkan Pemerintah (yaitu sebesar 6,6%) dan inflasi

pangan diperkirakan sebesar 10,4% pada awal 2008

akibat meningkatnya harga pangan internasional

maupun domestik.

Angka kemiskinan berkurang dari 17,8% menjadi

16,6% pada tahun 2007 (diukur berdasarkan garis

kemiskinan nasional) sedangkan tingkat pengangguran

turun dari 10,3% menjadi 9,1%, yang merupakan tingkat

terendah sejak tahun 2002. Lapangan pekerjaan

meningkat sebesar 4,5 juta orang, sedangkan jumlah

tenaga kerja meningkat sebesar 3,5 juta orang – ini

merupakan angka kenaikan pertama sejak tahun 2001.

Meskipun demikian, masih banyak penduduk

Indonesia yang rentan terhadap kemiskinan, dimana

hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia (110

juta orang) “nyaris miskin” (hanya sedikit di atas garis

kemiskinan) atau hidup dengan pendapatan kurang dari

2 Dolar AS sehari. Selain itu, sepertiga penduduk

Indonesia adalah miskin dan tinggal di daerah pinggiran.

Hal ini membuat mereka rentan terhadap harga pangan,

yang cenderung meningkat dengan adanya kenaikan

harga pangan internasional maupun domestik.

2. Kemajuan Indonesia dalam Mencapai Target MDG

Pada tahun 2007, status Indonesia dalam pencapaian

MDG menunjukkan kemajuan penting di beberapa

bidang, walaupun tetap ditemukan tantangan-tantangan

signifikan di bidang-bidang lainnya.

Berbagai prestasi telah tercatat dalam menurunkan

angka kematian anak dan bayi di Indonesia. Angka

kematian anak dibawah lima tahun turun dari 97 kasus

kematian dari 1.000 kelahiran pada tahun 1990 menjadi

40 kasus kematian dari 1.000 kelahiran pada tahun 2007.

Hal ini memperbesar kesempatan agar target MDG yang

bertujuan untuk menurunkan angka kematian anak

dibawah lima tahun menjadi dua pertiga dari nilai

sebelumnya tercapai pada tahun 2015. Target untuk

mengurangi kematian bayi juga menunjukkan

perkembangan yang positif, yaitu 57 kasus kematian per

1.000 kelahiran pada tahun 1990 yang berkurang

menjadi 32 kasus kematian per 1.000 kelahiran pada

tahun 2007.

Prestasi lain juga dicapai pada bidang pendidikan

dengan berkurangnya ketimpangan gender, yaitu

dengan tercapainya keseimbangan pada jumlah

perempuan yang memasuki jenjang pendidikan dasarhingga pendidikan lanjutan, serta dengan meningkatkan

tingkat pendaftaran sekolah dasar dan menengah.

Namun, ada bidang-bidang penting lainnya yang

masih belum berkembang, akibatnya, tidak mungkin

mencapai target MDG. Contohnya, sedikit sekali

kemajuan dalam upaya untuk menurunkan angka

kematian pada ibu melahirkan, meningkatkan nutrisi

anak serta upaya untuk mengatasi perbedaan dalam hal

layanan kesehatan di daerah.

Diperlukan upaya lebih dalam mengurangi angka

kelaparan anak-anak, persentase anak yang kelaparan

meningkat menjadi 8,8% (dibandingkan 6,3% pada tahun

1990) dan masih jauh dari target 3,3%. Angka kematian

ibu melahirkan masih tinggi yaitu 307 per 100.000 hidup,

tertinggi di negara ASEAN dan masih jauh dari target

MDG yaitu 110 pada tahun 2015.

Upaya lainnya juga diperlukan untuk menghentikan

penyebaran HIV dan AIDS. Pada tahun 2007, angka

prevalensi HIV/AIDS adalah 0,1 persen dari jumlah

penduduk. Diperkirakan terdapat 193.000 orang

menderita HIV di Indonesia. Angka ini diperkirakan

meningkat mejadi 1 juta orang pada tahun 2015 bila

masalah HIV/AIDS ini tidak di tangani secara serius.

Di samping itu, ada beberapa peningkatan yang

dilakukan guna mengurangi kasus malaria serta penyakitpenyakit

menular lainnya seperti TBC, kemajuan yang

dicapai dianggap lambat dan perlu ditingkatkan lagi

guna mengurangi jumlah kasus.

Indonesia juga menunjukkan perbaikan dalam

perlindungan lingkungan sebagaimana dicerminkan

dengan sedikit pertumbuhan daerah hutan lindung dan

komitmen Indonesia terhadap bahan bakar alternatif

untuk mengurangi efek rumah kaca, Namun, upaya yang

lebih harus dilakukan untuk menghentikan penyebaran

penebangan hutan karena persentase daratan hutan

turun dari 60% pada tahun 1990 menjadi 50% pada

tahun 2006.

Perbedaan regional dalam mencapai MDG menjadi

jelas dengan adanya provinsi yang tertinggal jauh.

Walaupun ada perubahan penting, Papua memiliki index

MDG terendah. Jakarta memiliki indeks MDG tertinggi

(78,80 dibandingkan dengan rata-rata nasional 74,01).

Sedangkan di sebagian besar provinsi telah

menunjukkan indeks MDG mereka meningkat sejak

tahun 1993, beberapa di antaranya (yaitu Sumatera Barat

dan Yogyakarta) mengalami penurunan, hal ini terutama

diakibatkan oleh bencana alam yang terjadi beberapa

tahun belakangan ini.

Walaupun sebagian besar penduduk miskin Indonesia

tinggal di daerah berpenduduk padat di bagian barat

negeri ini, namun kasus kemiskinan yang terjadi di

Indonesia bagian timur dan Papua adalah lebih tinggi.

Pada tahun 2007, 40,8% penduduk Papua hidup di bawah

garis kemiskinan, sementara hanya 4,6% penduduk

Jakarta yang miskin.

Juga terdapat perbedaan regional di bidang

pendidikan, kesehatan dan indikator sanitasi. Tingkat

pendaftaran sekolah dasar di Kalimantan Tengah sebesar

96%, sementara di Papua hanya 78%. Pendaftaran

Sekolah menengah bervariasi antara 78% di Aceh dan

43% di Nusa Tenggara Timur. Kasus HIV/AIDS lebih tinggi

di Papua daripada daerah lain di Indonesia, 2,5%

penduduk Papua menderita virus tersebut (dibandingkan

dengan 0,1% rata-rata nasional). Dan walaupun hampir

80% penduduk Jakarta memiliki akses ke sumber air

yang lebih baik, namun kasus ini hanya sekitar 30% dari

jumlah penduduk di Sulawesi.

3. Perubahan Penting tahun 2007

Tahun 2007 memperlihatkan perubahan penting

yang menciptakan kapasitas dan kebijakan kerangka

kerja kearah pengelolaan yang lebih baik dalam

menghadapi tantangan pembangunan di Indonesia.

Pemerintah meningkatkan upaya memberantas

kemiskinan, memperluas Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Program ini

difokuskan pada perbaikan pemerintahan daerah dan

pemberian pelayanan di tingkat kecamatan dan desa,

dengan menggugah peran serta dan penyediaan

bantuan fisik untuk infrastruktur dasar seperti jalan,

jembatan, irigasi, sumber air bersih dan proyek yang

berhubungan dengan kesehatan. Program ini saat ini

telah berhasil menjangkau sekitar 68% dari daerah

perkotaan dan pedesaan di Indonesia, dan cakupan

penuh direncanakan akan terjadi pada tahun 2009.

Pada bulan Juli 2007, Indonesia memulai program

pengalihan dana bersyarat Program Keluarga Harapan.

Program ini ditujukan untuk kurang lebih 500.000

keluarga sangat miskin di 7 provinsi dan menyediakan

dana tunai kepada keluarga sangat miskin dengan syarat

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan pendidikan.

Di sektor pendidikan, Departemen Pendidikan

Nasional telah mengambil langkah penting dalam

mengurangi biaya pendidikan dan bertujuan

menyediakan buku pelajaran gratis melalui internet.

Di sektor keuangan, pemerintah telah

memperlihatkan adanya beberapa perubahan penting,

termasuk perubahan di sektor pajak dan bea cukai,

pengenalan RUU tentang Perbendaharaan, pengawasan

pasar modal yang lebih baik, serta disahkannya UU baru

yang terkait dengan investasi.

Pada tahun 2007, Dewan Perkawilan Rakyat

mengesahkan RUU penanggulangan bencana yang

memformalkan komitmen Indonesia atas pengurangan

resiko bencana terpadu ke dalam urat nadi

pembangunan dan praktek pemerintahan. RUU tersebut

memberikan dasar penting untuk meningkatkan

kapasitas pemerintah dan masyarakat untuk

mempersiapkan diri menghadapi bencana dan

pengurangan resiko.

Pada tahun 2007, Pemerintah Indonesia merumuskan

Rencana Aksi Nasional untuk Perubahan Iklim, yang

meletakkan dasar-dasar, pendekatan, dan prioritas

Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Rencana

Aksi akan memperkuat kapasitas nasional agar sesuai

dengan perjanjian lingkungan dunia dan memungkinkan

terwujudnya mandat dunia dalam perubahan iklim

menjadi lebih terintegrasi ke dalam proses perencanaan

nasional maupun daerah.

Pada tahun 2007, langkah awal juga diambil untuk

memulai rumusan Akses Nasional atas Strategi Keadilan

yang akan dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Strategi ini akan

melengkapi upaya yang sedang berlangsung dalam

meningkatkan sektor keadilan di Indonesia dengan

meningkatkan kesadaran atas hak penduduk miskin,

mengenalkan mekanisme penyelesaian perselisihan dan

meningkatkan akses penduduk miskin terhadap ke

Tidak ada komentar:

Posting Komentar