Senin, Mei 18, 2009

Lembah Baliem, Pesona Alam Tiada Batas

Lembah Baliem, Pesona Alam Tiada Batas

detius yoman

Bahkan, grup Slank pun terpesona pada keindahan Lembah Baliem di Papua. Lembah yang dikelilingi gunung batu bersalju itu memang sangat terkenal di dunia, tetapi di Indonesia sendiri seakan tenggelam karena letak geografis Papua yang jauh dan relatif sulit dicapai dari bagian Indonesia lain di bagian barat.

Sekilas eksotisme Lembah Baliem dengan Kota Wamena di tengahnya datang dari keunikan penduduk setempat yang masih hidup seperti pada zaman batu. Pada masyarakat suku Dani, Lani, dan Jali yang menghuni Lembah Baliem sampai ke lereng Pegunungan Jayawijaya, masih banyak pria berkoteka atau hanya menutup auratnya dengan sejenis kulit labu. Juga, masih ada beberapa alat rumah tangga dari batu yang mereka pergunakan.

Berwisata karena keterbelakangan orang lain memang bukanlah hal yang baik. Sekilas kita seakan menginginkan Papua atau Lembah Baliem tidak pernah maju demi wisata. Maka, bila membicarakan wisata Lembah Baliem, sebaiknya kita mendasarkan perjalanan pada keindahan alamnya yang luar biasa.

Dan ternyata orang Jerman lebih dulu jeli melihat keindahan alam Lembah Baliem sebagai aset wisata. Di selatan Kota Wamena telah berdiri hotel di atas bukit bernama Baliem Valley Resort. Pemandangan dari hotel itu indah sekali. Sayangnya, tarif hotel itu mungkin tak terjangkau bagi turis domestik karena tinggi sekali secara umum dan juga dalam dollar AS. Bila Anda berminat, Anda bisa membuka situs mereka di

Namun, jangan khawatir. Hotel dengan tarif wajar cukup banyak di Wamena. Yang Anda perlukan adalah datang dulu ke Jayapura, ibu kota Papua, kemudian untuk menuju Wamena, Anda punya banyak sekali pilihan penerbangan, yaitu antara lain Trigana, MAF, AMA, Yajasi, Manunggal Air, atau pesawat Hercules.

Yang harus Anda persiapkan lebih adalah tingginya harga barang di Wamena. Untuk makan di warung kelas warteg, Anda harus merogoh uang minimal Rp 25.000 atau sekitar dua kali lebih mahal daripada Jakarta. Harga bensin yang di tempat lain Rp 4.500 per liter, di Wamena Rp 11.000. Semua harga di Wamena lebih tinggi daripada di tempat lain karena semua barang datang melalui udara. Wamena belum punya hubungan darat dengan tempat lain, termasuk ibu kota Papua, Jayapura.

Obyek wisata Lembah Baliem

Kalau Anda suka berjalan kaki lintas alam naiklah kendaraan umum ke Sogokmo, sekitar 15 kilometer dari Wamena. Dari tempat itu, Anda bisa mendaki gunung ke Desa-desa Holesi, Seinma, dan Ninia yang masih asli dengan rumah-rumah honai. Beberapa kilometer setelah Sogokmo, sebelum mulai mendaki Pegunungan Jayawijaya, Anda akan menyeberangi padang rumut luas, lalu menyeberangi Sungai Baliem yang sangat deras pada musim hujan lewat jembatan gantung.

Medan lintas alam lain yang menarik adalah menuju Kecamatan Makki atau Kecamatan Perime. Dari sana Anda bisa turun ke lembah-lembah penuh kebun sayur dan desa-desa yang indah. Dan bila fisik Anda sangat prima, Anda bisa naik ke Puncak Trikora atau bahkan Puncak Cartenz. Ada pemandu bernama Rommy Wenda yang bisa mengantar Anda untuk melakukan perjalanan selama berminggu-minggu ini. Rommy sering nongkrong di Hotel Baliem Pilamo, hotel lokal terbaik di Wamena.

Namun, bila Anda tidak suka lintas alam, Lembah Baliem punya Desa Kurulu yang sangat terkenal karena punya mumi berusia sekitar 350 tahun. Sebenarnya ada dua desa suku Dani lain yang juga punya mumi, yaitu Aikima dan Pummo. Namun, mumi di Kurulu lebih baik kondisinya, selain tempatnya memang sudah dipersiapkan untuk menjadi tujuan wisata. Kurulu yang jaraknya sekitar 50 kilometer di utara Wamena sebaiknya dicapai dengan mobil sewaan. Di hotel-hotel Wamena biasanya tersedia mobil yang siap mengantar kita ke Kurulu.

Ingin kenang-kenangan dari Lembah Baliem? Umumnya orang hanya tahu koteka sebagai cenderamata dari Papua. Namun, di Lembah Baliem Anda bisa mendapat lebih dari itu. Di Wamena sendiri mudah dijumpai toko-toko cenderamata yang menjual aneka kapak batu, kalung tradisional, dasi kepala suku, tas noken, sampai tempat air dari labu. Penjual barang kerajinan di Wamena umumnya pendatang dari luar pulau. Dan kalau Anda ingin membeli dari penduduk asli, Desa Kurulu telah menyediakan sebuah warung penjualan cenderamata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar